Pusingnya Duda Kesepian Tega Menggarap Ponakan


Berita Kriminal - BANYAK orang jadi duda, tapi kelakuannya tidak sampai seperti ayam. Tapi Ardi, 50, dari Palembang ini lain. Pusing tanpa istri sekian lama, ponakannya, Hanani, 18, dijadikan medan pelampiasan sampai berkali-kali. Tentu saja sang ibu mencak-mencak, punya kakak kandung kok berkelakuan kayak ayam.

Sayang pada ponakan itu sudah menjadi jamak orang timur. Bahkan dalam suku Minang di Sumbar, ponakan menjadi tanggungjawab paman. Tapi jangan salah, itu sekedar sayang dalam konteks kekeluargaan, bukan antara pria wanita. Jika kasih sayang itu melebar ke sebagaiamana adam dan hawa, itu menjadi seperti ayam saja. Sebab hanya ayamlah yang tega menggauli darah daging sendiri.

Ardi dari Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, agaknya sudah nyaris seperti itu. Dia tak mampu lagi membedakan, mana ponakan, mana perempuan lain. Ketika dia benar-benar kesepian lantaran lama menduda, akhirnya jadi mata gelap. Tak bisa membedakan mana yang haram dan mana yang halalan tayiban wa asyikan, ponakan sendiri pun dijadikan medan pelampiasan.

Sudah beberapa tahun ini Ardi memang hidup menduda, setelah bercerai dengan istrinya. Lumayan lama ngglondang tanpa muatan, pusing juga rupanya. Mau nikah lagi tak ada perempuan yang siap diajak melarat. Biaya nikah sih gratis di KUA, tapi perempuannya tidak mau bila dibuat gratisan. Pastilah dia minta jaminan tempat tinggal, penghasilan yang tetap, sukur-sukur ada rekening di bank dalam arti ada dananya cukup banyak.

Kondisi kantong tak berbanding lurus dengan “si entong”, menjadikan Ardi nyaris menjadi duda permanen. Tak satu pun wanita baik janda maupun gadis, siap mendampingi hingga batas sisa-sisa umurnya. Dalam kondisi terpojok tersebut, setan yang sedang iseng nggak ada pekerjaan, segera mendekati Ardi. “Ketimbang bengong tanpa solusi, kenapa tidak memanfaatkan itu si Hanani, ponakan ente sendiri? Gue sendiri kalau bukan setan, mau kok….,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.