Keruk Rp2 Triliun, Sindikat Cyber Crime dari Taiwan Digaruk


Berita Kriminal - Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya kembali menggaruk sindikat penipuan Cyber Crime Internasional dilakukan WNA Taiwan dengan mengeruk keuntungan 2 triliun. Dari 7 lokasi di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat petugas mengamankan 62 orang.

Dari dalam rumah mewah tersebut petugas menyita puluhan laptop, paspor, kartu ATM, buku tabungan, handphone, telepon line, mata uang Yuan, rekapan dokumen bahasa Mandarin, mobil hingga shabu. Mereka yang diamankan rencananya setelah didata akan dikirim ke Imigrasi untuk dideportasi.

Sedangkan, sopir WNI yang mengantar dan menjemput WN Taiwan di Dealer Mobil Mazda Sunter, Jakarta Utara, langsung ditahan lantaran menyimpan 2 paket Shabu berikut bong saat penggrebekan. Selain itu juga disita mobil Evalia B 1926 FYD yang mengantar WNA.

Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengatakan, pengungkapan kasus Cybercrime Crime ini dari informasi Kepolisian Taiwan CIB (Criminal Investigation Bureau) bahwa ada buronan Internasional berada di Indonesia.


Kemudian informasi itu dilakukan penyelidikan dan pengintaian oleh Subdit Resmob. Dipimpin Kasubdit Resmob AKBP Aris Supriyono kemudian menggerebek 7 lokasi yaitu: rumah mewah berlantai 2 di Jalan Manyar 4 dan 7, serta Jalan Camar Elok, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara diamankan 40 orang.

Di Hotel 88 Mangga Besar, Jakarta Barat ditangkap 20 orang, kemudian di Apertemen Beat Westren ditemukan 3 orang. Sementara rumah di Jalan Kemang, Jakarta Selatan petugas tidak menemukan WNA, namun diketahui mereka pernah kelokasi tersebut.

Kemudian dikembangkan, polisi kemudian menciduk sopir Mazda yang selalu mengantar dan menjemput WNA Taiwan keluar rumah. Juga disita 2 paket Shabu berikut alat hisap, handphone dan mobil Evalia. Dari 62 orang yang diamankan, 14 orang di antaranya wanita.

Dalam menjalankan aksinya, komplotan penipu ini masuk ke Indonesia menggunakan visa wisatawan. Namun kenyataannya mereka melakukan kegiatan penipuan di negaranya Taiwan hingga Tiongkok. Lalu mereka meminta sejumlah uang untuk menyelesaikan masalah mengaku sebagai polisi, jaksa hingga petugas bank di negaranya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.