Karyawan Pabrik Kembang Api Diupah Rp 40 Ribu Tidak Sesuai Target Dipotong



Berita Kriminal - Lelaki paruh baya duduk di pojok bangsal ruang rawat RSUD Tangerang. Dia tak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Supriono, begitu dia disapa. Tukang es cendol Bandung ini berkali-kali menengadahkan kepala ke langit.

Istrinya, Atin, wanita yang telah memberinya satu anak, tengah dirawat di rumah sakit. Istrinya itu luka bakar 80 persen.”Sekarang lagi dioperasi,” ungkap Warso, sepupu Atin.

Malam sebelum tragedi maut, kata Warso, ada satu permintaan Supriono pada Atin. “Dia minta supaya Atin tak usah kerja lagi di pabrik kembang api dan  petasan. Dia diminta supaya bantu-bantunya jualan es cendol saja.” tambahnya. Namun permintaan itu belum ada jawaban. Sang istri menjadi salah satu korban luka bakar.

Selama dua bulan bekerja di pabrik kembang api dan mercon ini, Atin dan ratusan pekerja lainnya bekerja di bagian packing. Mereka diupah Rp40 ribu per hari. Satu kelompok terdiri dari lima  orang. Mereka ditarget menyelesaikan 1.000 pack kembang api dalam sehari. Kalau tidak mencapai target, upahnya dipotong cukup besar.

“Karena untuk bagian packing tidak ada kontrak, tidak ada aturan apa pun, yang penting borongan lepas. Satu kelompok 5 orang itu target 1 hari seribu pack. Kalau dapat seribu, per orang dapat Rp40 ribu per hari. Kalau tidak mencapai seribu, dipotong ada yang sampai Rp20 ribu per hari,” timpal Unan, korban lainnya.

DI BAWAH UMK

Gaji  pekerja yang jauh  dari  Upah Minum Kabupaten (UMK) Kabupaten Tangerang, yang mencapai Rp3,2 juta per bulan ini menjadi perhatian khusus Gubernur Banten Wahidin Halim saat menjenguk korban yang dirawat di RSUD Tangerang.

“Bukan hanya soal upah di bawah UMK, tapi pabrik ini juga memperkerjakan anak di bawah umur, selain itu tak menyediakan alat pemadam dan pintu darurat,” kata Wahidin.

Namun Wahidin tak memberikan penjelasan langkah apa yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Banten. Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Tangerang yang semestinya melakukan investigasi karena instansi itu yang mengeluarkan izin beserta pengawasannya.

DITANGGUNG JAMKESDA

Sekretaris Daerah Pemkab Tangerang Mochamad Maesyal Rasyid berjanji akan mengevaluasi izin pabrik mercon ini. “Bupati juga sudah perintahkan supaya korban yang meninggal atau korban yang dirawat, ditanggung oleh pemerintah daerah dalam bentuk Jamkesda,” kata Rasyid.

Masih ada 28 korban dirawat di sejumlah rumah sakit terdiri dari 16 laki-laki dan 12 perempuan. Mereka dirawat di RSA Bunda, lima di RS Mitra Husada, dan 7 orang di RSUD Tangerang.

Di RSUD Tangerang, tiga korban dirawat di ICU karena mengalami luka bakar di atas 50 persen. Rinciannya, Nurhayati, 20, luka bakar 80 persen; Siti Fatimah,15, luka bakar 60 persen; dan Atin puspita, 32, luka bakar 80 persen.

DPR AKAN BAHAS

Terpisah, Ketua DPR RI Setya Novanto (Setnov) mengapresiasi tindakan cepat aparat kepolisian menyelamatkan korban. “Kerja keras aparat telah meminimalisir jatuhnya korban,” katanya. Setnov juga meminta polisi mengusut kasus ini.

“Jangan main-main dengan keselamatan kerja. Apalagi ini gudang kembang api. Komisi IX DPR sebagai mitra kerja Kementerian Ketenagakerjaan akan membahasnya dalam Rapat Dengar Pendapat,” tukas Setnov. 

idrkasino manis77 agen poker terbaik

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.