Lokasi Kecelakaan MH370 Kemungkinan Mengarah Utara

Liputan Kriminal - SELAMA dua tahun, se­jum­lah kapal telah menyisir kawasan terpencil Samudera Hindia barat Australia dalam operasi pencarian yang me­nelan biaya besar untuk me­nemukan pesawat hilang Malaysia Airlines MH370.

Ternyata satu panel para pakar telah merekomen­dasi­kan perluasan area pencarian pesawat MH370 setelah mun­cul kesimpulan bahwa pesa­wat Boeing 777 yang raib bak ditelan bumi itu  dicari di zona yang salah.

Analisis terbaru tim penye­lidik internasional menyim­pulkan bahwa pesawat hilang milik Malaysia itu kemung­kinan besar tidak berada di zona pencarian yang seka­rang.

Kajian pakar yang dirilis Badan Keselamatan Trans­por­tasi Australia ATSB me­rekomendasikan perluasan pencarian sampai area 25.000 km persegi di Samudera Hin­dia Selatan sampai ke se­belah utara dari area penca­rian selama ini.

"Berdasarkan analisis terkini, penyelesaian area ini akan memupus semua wila­yah prospektif mengenai keberadaan MH370," simpul para pakar dalam laporan itu.

Kesimpulan itu dicapai setelah menganalisis kembali dua transmisi terakhir dari satelit mengenai posisi paling mungkin dari sayap pesawat di lokasi tumbukan dan ber­dasarkan hasil simulasi ter­baru mengenai akhir pener­bangan MH370.

Para pakar dari Boeing, CSIRO, Badan Keselamatan Trans­portasi Amerika NT­SB, Biro Penyelidik Kecela­kaan Udara Inggris AAIB, Defence Science and Techno­logy Group, Inmarsat dan pemerintah Malaysia ambil bagian dalam peng­kajian kembali yang berlangsung selama tiga hari November silam.

Mereka semua sepakat bahwa semua bukti menun­jukkan ternyata pener­bangan Malaysia Airlines  jauh ter­bang ke arah utara samudera dari zona pencarian pesawat selama ini, setelah pesawat kehabisan bahan bakar.
"Para pakar juga sepakat bahwa pemodelan arah ha­nyut puing-puing pesawat oleh CSIRO memberikan bukti kuat bahwa pesawat itu paling mungkin terjejak di sebelah utara dari area pen­carian bawah laut selama ini dilaku­kan," ujar ATSB.

"Ketika digabungkan de­ngan pemo­delan jalur terbang terkini, para pakar berkesim­pulan bahwa sebuah area bu­kan daerah pencarian antara lintang 33 derajat dan 36 derajat sepanjang lengkung seluas 25.000 km persegi, memiliki kemungkinan pa­ling tinggi mengandung puing pesawat."

Pencarian bawah laut ru­mit yang kadang berbahaya di Samudera Hindia Selatan telah dimulai pada Oktober 2014 menyusul berbulan-bulan peren­canaan dan peme­taaan dasar samudera.

Dasar dari Samudera Hin­dia Selatan telah disisir dalam pencarian MH370, sampai sekecil-kecilnya.

Setelah lewat berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun, harapan untuk mene­mukan Boeing 777 di zona seluas 120.000 km persegi pun memudar. Namun kemu­dian muncul analisis terbaru  pakar dari pemodelan kom­puter yang menunjukkan situs jatuhnya pesawat ternyata ada di sebelah utara zona pen­carian.

Tiga negara yang menga­wasi pencarian, Australia, Malaysia dan Tiongkok me­ngumumkan Juli silam bahwa operasi pencarian telah di­tangguhkan karena ketiadaan bukti baru yang kredibel ter­kait  tempat peristi­rahatan terakhir pesawat Malaysia itu.

Sekitar 200 juta dolar AS sudah dikeluarkan untuk mencari pesawat yang 90 juta dolar AS di antaranya berasal dari para pembayar pajak Australia.

ATSB menyatakan tang­gung jawab atas keberlanjutan pencarian pada Malaysia.

"Berdasarkan protokol internasional untuk skenario penemuan pesawat semacam ini, Malaysia akan terus me­ngambil peran sentral dalam penentuan arah aksi pencarian MH370 berikut­nya," tandas ATSB.

Penerbangan rute Kuala Lumpur-Beijing itu hilang kurang  satu jam dari tujuan akhirnya pada 8 Maret 2014. Pesawat ini mengangkut 239 orang, terdiri dari awak dan penumpang, demikian menu­rut laman Sydney Morning Herald

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.