Pembunuhan Dua Bocah Oleh Ayah Tirinya Di Medan, Terungkap Melalui Pesan Facebook


Berita Kriminal - Ternyata terungkapnya kasus pembunuhan yang dilakukan ayah tirinya berinisial R itu berawal dari chat yang dikirim pelaku ke pesan di akun facebook milik ibu korban, Fathulzanah.

Dalam pesannya itu, pelaku yang merupakan suami ketiga Fathulzanah, menyatakan jika dia sudah menghabisi nyawa kedua putranya. “Zanah, aku minta maaf, anakmu udah kubunuh” tulis pelaku melalui pesan massenger facebook ke Fathulzanah.

Hal itu diungkapkan Dian yang merupakan Bibi korban kepada lintassumut.com. “Kirim pesan minta maaf karena dihantui sama mereka (kedua korban) sama keluarga”, ucapnya.

Pesan di massenger facebook itu, kata Dian, diterima Pathulazannah, jam 08.00 Wib. Dalam pesan itu juga, pelaku mengaku menghabisi nyawa kedua bocah tersebut pada Sabtu malam. “Tadi malam kubunuh anak kau”, ujar Dian seperti yang ditulis pelaku.

jagad domino qq

Mendapat pesan itu, Ibu korban yang syok, sambil menangis bersama ibunya (nenek korban) dan Dian, mencoba mencari keberadaan kedua anaknya di lokasi yang disebutkan terduga pelaku.

“Kami juga nyari suaminya (Rahmadsyah) dan keberadaan kedua ponakanku itu sampai ke dalam rumah rumah mereka di Gang Abadi, tapi tak ada ponakan kami itu”, terangnya.


Selanjutnya, ibu korban mengirim pesan ke Rahmadsyah, menanyakan di mana jasad kedua putra tercintanya itu. Dari situ, barulah ibu korban, neneknya dan Dian menemukan jasad kedua bocah tersebut.

Dian mengaku, tak mengetahui pasti motif ayah tiri menghabisi nyawa dua anaknya itu. Menurut pelaku, keduanya dihabisi gara-gara minta es krim. “Gara-gara minta es krim”, kata Dian.

Namun, keluarga tak mempercayai alasan terduga pelaku tersebut. “Pas minta duit itu, ayahnya itu bilang, ya minta duit mau beli es krim tempat nenek. Karena tak dikasih uang, ponakanku itu bilang, pulang aja yok. Kita minta aja sama nenek”, kata salah satu korban kepada terduga pelaku ditirukan Dian.

Lanjutnya, saat menemukan jasad kedua korban, dia, ibunya dan ibu korban langsung histeris. “Kami terobos aja ke dalam sekolah. Keduanya ditemukan dalam posisi mengenaskan”, ungkap Dian.

jagadpoker deposit pulsa

Dian mengatakan, ayah tiri korban, Rahmadsyah selama ini bekerja sebagai kernek bangunan rehab gedung Sekolah Global Prima. “Kernek bangunan, semalam (Sabtu) hari terakhir kerja”, terangnya.

Kepala Lingkungan (Kepling) X, Kelurahan Sei Mati, Safrizal (57), menyebut jika pelaku, Rahmadsyah baru sebulan tinggal di seputaran lokasi kejadian.

Kejadiannya sekitar sini, jam 08.00 Wib, ramai warga di sini. Yang meninggal itu dua bocah, warga tahu tadi karena ibunya mencarinya jam 08.00 Wib. Si ibu atau istri pelaku ini mendapat pesan Hp, kedua anak itu sudah dibunuh di areal sekolah, tempat dia (Rahmadsyah) bekerja sebagai buruh bangunan”, lanjutnya.

Anak pertama ditemukan, di sekitar lorong bangunan bawah jam 09.00 Wib dan anak kedua jam 10.00 Wib.


Setelah korban pertama ditemukan, istrinya menghubungi kembali suaminya, di mana anak yang satu lagi ditempatkan. Dia katakan di dalam parit sekitar lorong itu juga dan jasad anak itu dapat sekitar 10.00 Wib.

Ayah tiri anak itu baru tinggal sebulan. Dia itu sedang kerja bangunan. Mungkin belum dapat duit, kesal sama anak tirinya yang minta belikan es krim, lalu bunuh anaknya”, ujarnya.

Setelah itu, pelaku kabur dan saat ini sedang dicari polisi. Ciri-ciri pelaku tubuhnya bertato. “Kalau memang dia itu ya, dia itu bertato”, katanya. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.